Try unconditional love. Something magical will happen.-Edward Suhardi
TAPIII
yah namanya juga manusia. Aku sebagai manusia juga nggak bakal segampang itu buat bersyukur. Berdasarkan sifat ego dan non-qanaah-ku (maaf pak nurdin!), hujan terasa berat, panas terasa susah! Nah loh!
Aku juga kemaren karena ujan terus ditambah bang kumang yg belum balik2 dari jakarta jadi demam deh. Siapa lagi dong yang aku salahin selain ujan? *kepo*
trus sekarang karena ketimpa panas yang keterlalian tingginya, sekarang aku malah nyalahin panas karena jerawat yang kembali numpang idup di mukaku, dan mengiba meminta Tuhan hujan-Nya kembali. Ih kok aku kepo sih? ._.
bisa aja kan aku harusnya pake mantel ujan dan nggak nyalahin Tuhan dan hujan-Nya?
bisa aja kan aku harusnya rajin rajin cuci muka dan nggak nyalahin Tuhan dan panas-Nya?
Sekali lagi. Memang kita manusia diciptakan nggak cepet puas. Tapi jangan nyalahin Pihak dan objek yang memberi dong. Bisa aja kan kita ambil jadi pelajaran dan anugrah? :p
Ah aku nulis ini kayak iya aja. Anyway, cuman mau ngasih cermin ajah buat diri sendiri kalo mengeluh itu tidak benar. Kalo berguna buat kamu yang baca, hmm... Yaudah deh nggak apa apa *loh loh*
Kata ibuku, dulu Karni adalah seorang atlit renang yang sukses. Cantik juga pesolek, membuat namanya harum seharum bunga. Para pria menginginkannya. Para wanita tak irng mempergunjingkannya. Namun semua itu tak Karni hiraukan. Ia terus menerus berkarya.
Namun sekarang semua itu sudah hilang. Karni yang di depanku ini adalah Karni dengan sebilah sejarah. Semua itu hanya kenangan. Para pria tsk menginginkannya lagi. Para wanita pun semakin mempergunjingkannya. Kini, Karni telah tak sadarkan diri. Ia sudah menjadi gila.
Ulangan bahasa indonesia semester satu kelas tiga
Saya juga :p
Bersamamu kurasa dingin
Padamu tak bisa cintaku
Untukmu bukanlah aku
Bukan ini yang kumau
Tapi juga tidak untukmu
Paksakan semua kehancuran
Sakitkah semua terluka
Ku tak inginkan
Semua yang kurasakan
Berapa banyak
Takdir yang membingungkan
Mungkin ini memang jalan kita
Sudahlah lupakan saja
Jangan kau merasa kecewa
Ku aku
Dan kau kamu
Bukan - Garasi
Setelah itu, bulir gulir air mata menetes di wajahnya yang kotor. Sepercik sesunggukan terdengar di telingaku. Ada apa dengannya?
Putus asa terasa akan cerita-cerita yang selalu ia denguhkan sepanjang hari disini. Akan harinya, kekasihnya, dan Tuhannya. Ujung hidupnya seraya mengolok-olok, meminta dirinya untuk dibutuhkan.
"Mary!"
Lalu, serentak kami menoleh. Dan pergi bersama. Tak terelakkan. Tak terpisahkan.
Aku tertangisi. Oleh jangkrik yang siap bersenandung di senja hari.
Kutunggu wajah dunia yang indah. Namun terbayang akan raga yang rapuh. Akan pelak kasih.
Tak urung diriku berdebar. Melihatmu tertebar dalam mimpi-mimpi eksodus-ku
Sekali lagi. Ini bukan diary. Bukan juga bacaan.
These are days. Drawn and written. By me.
Langganan:
Postingan (Atom)