Bundar Meja

Kenape ye, meja bulat?
Haruskah hamba bertanya'?
Sebenarnye hal ini tak terlalu penting.
Jenaka ini datang karena hamba bosan dengan ape-ape yang sedang tertunggukan.
Lamak-lamak mandange' bintang-bintang yang sembunyi-tak sembunyi satu per satu.
Hilir mudik mobil beroda empat mengusik harumnye udare malam ni.
Sekumpulan dua-tige-empat sejoli menghiasi dataran tempat yang seharusnye dinaunge'.
Tak urung hamba menuliskan sejumput dua jumput kate meramput macam ini.

Tak ayal meje bundar yang bergoyang layaknya hamba tulis mengusik bulatan otak yang ade di ubun hamba.

Mengapa meja bundar?
Bertugas mengusikkah ia?
Memunculkan pertanyaan di benak hamba.

Berperan menemanikah ia?
Sembari mengusik, ia setie menyayangi hamba yang lama berbosan-bosan ini.

Cantekkah ia?
Dengan goresan menyerupekan kayu mengikote' bentok tak hinggenye yang sempurne.

Tegapkah ia?
Dengan lengkong di pinggirannye ngingatkan hamba akan lunglainye bentok alam semesta ni.

Apakah ia?

Ya, ya, dia hanyalah meja bundar.
Meja bundar.

Milik hamba.

0 komentar:

Posting Komentar


up